Revolusi Industri 4.0 dan Generasi Milenial
Revolusi Industri merupakan perubahan besar-besaran di bidang industri yang berdampak luas pada kondisi sosial, budaya, dan ekonomi. Saat ini, dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0, berbagai teknologi yang menjadi tanda dimulainya revolusi industri 4.0 sudah mulai diterapkan di berbagai bidang.
Revolusi teknologi yang secara fundamental telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Dalam skala, ruang lingkup, dan kompleksitasnya, transformasi yang sedang terjadi berbeda dengan apa yang telah dialami manusia sebelumnya. Kita belum tahu persis apa yang akan terjadi di masa depan. Tetapi ada satu hal yang jelas: dunia harus merespon terhadap perubahan tersebut secara terintegrasi dan komprehensif. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai dari sektor publik dan swasta, sampai akademisi, dan tentunya masyarakat sipil biasa.
Sejarah Revolusi Industri
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah. Yakni ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Revolusi industri pertama yang dimulai sejak 1784 memperkaryakan air dan kekuatan uap untuk mekanisasi sistem produksi. Kemunculan mesin uap pada abad ke-18 ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian secara dramatis. Di mana selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.
Berikutnya, pada revolusi industri generasi kedua yang dimulai tahun 1870. Ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustion chamber) untuk melangsungkan produksi masal. Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dan lain-lain yang mengubah wajah dunia secara signifikan. Kemudian, revolusi industri generasi ketiga yang ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan internet. Dimulai tahun 1969 menggunakan kekuatan elektronik dan teknologi informasi untuk otomatisasi proses produksi.
Selanjutnya, pada revolusi industri generasi keempat telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptive technology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. Revolusi Industri 4.0 ini juga ditandai dengan bersatunya beberapa teknologi. Sehingga kita melihat suatu area baru yang terdiri dari beberapa bidang ilmu independen: fisika, digital dan biologi.
Ciri-Ciri Revolusi Industri 4.0
Disebut juga sebagai era disrupsi karena pada era industri generasi keempat ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan. Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri 4.0 telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.
Berbagai teknologi yang menjadi tanda dimulainya revolusi industri 4.0, sudah mulai diterapkan di berbagai lini. Kemunculan komputer kuantum, teknologi berbasis internet, printer 3D, teknologi nano, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, bioteknologi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak. Selain itu, wajah ekonomi dunia saat ini telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi.
Di era ini, industri akan memasuki dunia virtual serta penggunaan mesin-mesin automasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. Efek dari penerapan teknologi ini adalah meningkatnya efisiensi produksi dan terjadi peningkatan produktivitas serta daya saing.
Layaknya koin yang punya dua sisi berbeda, industri 4.0 tak hanya membawa keuntungan bagi sektor industri, tapi juga tantangan baru bagi para tenaga kerja. Adanya otomasi atau pemanfaatan robot dalam proses produksi manufaktur memungkinkan terjadinya pengurangan tenaga kerja.
Untuk menghadapi perubahan yang dibawa industri 4.0, apa yang harus kita siapkan?
Generasi Milenial Siap Hadapi Industri 4.0
Sebagai salah satu SDM Indonesia, generasi milenial pun tak luput dari perubahan yang dibawa revolusi industri 4.0. Generasi milenial atau juga dikenal sebagai Generasi Y adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Generasi yang lahir pada medio 1980-1999 ini harus bersiap dengan kondisi tersebut karena masa depan industri berada di tangan mereka. Tak hanya pintar dan menguasai teori, mereka harus memiliki kemampuan belajar (learning ability) yang tinggi untuk mengikuti perubahan yang berlangsung cepat.
Untuk bisa memiliki tingkat kemampuan belajar yang tinggi mereka harus melatihnya sejak dini saat mulai masuk kuliah. Dalam hal ini, lembaga pendidikan lah yang memegang peran penting untuk membuat generasi milenial memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Ini berarti lembaga pedidikan harus bisa mengasah kemampuan belajar mahasiswanya agar mampu mengikuti perubahan yang terjadi dengan cepat. Dengan demikian mereka mampu menjawab tantangan yang datang bersama industri 4.0.
Guru Era Revolusi Industri 4.0: Literasi Baru dalam Pendidikan
Generasi milenial menghadapai era disrupsi (RI 4.0):
- Jangan pernah berhenti berinovasi
- Jangan “berlindung” dibawah regulasi
- Manfaatkan teknologi
- Jangan pernah merasa puas
- Ciptakan hubungan yang “object oriented”
Referensi:
[1] https://id.beritasatu.com/home/revolusi-industri-40/145390
[2] https://www.researchgate.net/publication/293695551_Industri_40_revolusi_industri_abad_ini_dan_pengaruhnya_pada_bidang_kesehatan_dan_bioteknologi
[3] https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/03/17521731/milenial-siap-siap-sambut-revolusi-industri-40
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Milenial
[5] Bintoro, Totok. 2018. Menjadi Guru Profesional di Era Revolusi Industri 4.0