Menyusun Skripsi dengan Cepat dan Tepat
Menyusun skripsi merupakan bagian dari persyaratan pendidikan akademis yang wajib dilakukan oleh mahasiswa program sarjana pada akhir study-nya. Bagi sebagian mahasiswa, skripsi merupakan momok yang terus menghantui dan menjadi mimpi buruk. Sampai-sampai ada yang berujar “lebih baik sakit gigi dari pada menyusun skripsi”. Namun, bagi sebagian mahasiswa lainnya, menyusun skripsi adalah sesuatu yang lumrah dan memang wajib dijalani sebelum mahasiswa menyelesaikan program sarjana-nya.
Pengertian Skripsi
Menurut KBBI, skripsi diartikan sebagai karya tulis ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Dalam lingkungan akademik dan perguruan tinggi di Indonesia, karya tulis ilmiah secara umum dapat dikelompokkan menjadi: (1) Skripsi; (2) Tesis; (3) Disertasi; (4) Makalah; (5) Artikel; dan (6) Laporan Penelitian.
Skripsi, tesis dan disertasi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi mahasiswa program sarjana, magister dan doktor. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi di suatu perguruan tinggi. Ada pun skripsi, tesis dan disertasi yang ditulis dapat berdasarkan hasil penelitian lapangan, hasil kajian pustaka, kajian numerik, kajian analitik, atau pun hasil pengembangan suatu teknologi. Sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada, yang membedakan ketiga bentuk karya tulis ilmiah tersebut dapat dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif.
Selain aspek kuantitatif dan kualitatif, skripsi juga berbeda dari tesis (S2) dan disertasi (S3). Untuk disertasi, mahasiswa S3 memang diharuskan untuk menemukan dan menjelaskan teori baru. Sementara untuk tesis, mahasiswa bisa menemukan teori baru atau memverifikasi teori yang sudah ada dan menjelaskan dengan teori yang sudah ada. Sementara untuk mahasiswa S1, skripsi adalah “belajar meneliti”.
Skripsi memang perlu disiapkan secara serius. Akan tetapi, juga tidak perlu disikapi sebagai mimpi buruk atau momok yang terus menghantui.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum seorang mahasiswa bisa menyusun skripsi. Tiap universitas / fakultas memang mempunyai kebijakan tersendiri, tetapi umumnya persyaratan yang harus dipenuhi hampir sama. Mahasiswa harus sudah memenuhi sejumlah SKS, tidak boleh ada nilai D atau E, minimal IPK semester tersebut, dan seterusnya.
Mungkin saat ini Anda belum “berhak” untuk menyusun skripsi, akan tetapi tidak ada salahnya untuk mempersiapkan segalanya sejak awal.
Skripsi ditulis dan direvisi hingga mendapat persetujuan dosen pembimbing. Setelah itu, Anda harus mempertahankan skripsi Anda di hadapan penguji dalam ujian skripsi. Nilai bisa bervariasi, dan terkadang bisa saja harus mengulang skripsi Anda.
Konsep yang Keliru tentang Menyusun Skripsi
Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya “ditujukan” untuk mahasiswa-mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata. Kenyataannya menyusun skripsi adalah kombinasi antara kemauan, kerja keras, dan relationships yang baik. Kesuksesan dalam menyusun skripsi tidak selalu sejalan dengan tingkat kepintaran atau tinggi / rendahnya IPK mahasiswa. Seringkali terjadi mahasiswa dengan kecerdasan rata-rata lebih cepat menyelesaikan skripsi nya daripada mahasiswa yang di atas rata-rata.
Masalah yang juga sering terjadi adalah seringkali mahasiswa datang berbicara ngalor ngidul dan membawa topik skripsi yang terlalu muluk. Padahal, untuk tataran mahasiswa S1, skripsi sejatinya adalah belajar melakukan penelitian dan menyusun laporan menurut kaidah ilmiah yang baku. Skripsi bukan untuk menemukan teori baru atau memberikan kontribusi ilmiah. Karenanya, untuk mahasiswa S1 sebenarnya replikasi adalah sudah cukup.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian, secara umum, terbagi dalam dua pendekatan yang berbeda: pendekatan saintifik dan pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik (scientific approach) biasanya mempunyai struktur teori yang jelas, ada pengujian kuantitif (statistik), dan juga menolak grounded theory. Sebaliknya, pendekatan naturalis (naturalist approach) umumnya tidak menggunakan struktur karena bertujuan untuk menemukan teori, hipotesis dijelaskan hanya secara implisit, lebih banyak menggunakan metode eksploratori, dan sejalan dengan grounded theory.
Mana yang lebih baik antara kedua pendekatan tersebut? Sama saja. Pendekatan satu dengan pendekatan lain bersifat saling melengkapi satu sama lain (komplementer). Jadi, tidak perlu minder jika Anda mengacu pada pendekatan yang satu, sementara teman Anda menggunakan pendekatan yang lain. Juga, tidak perlu kuatir jika menggunakan pendekatan tertentu akan menghasilkan nilai yang lebih baik/buruk daripada menggunakan pendekatan yang lain.
Sibuk mengerjakan skripsi itu baik, tapi menyelesaikan skripsi itu jauh lebih baik. Dan akhirnya. skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai.” – Anis Baswedan
Hal-hal yang Harus dilakukan dalam Menyusun Skripsi
Siapkan Diri. Hal pertama yang harus dilakukan dalam menyusun skripsi adalah persiapan diri sendiri. Niatkan kepada Tuhan bahwa Anda ingin menyusun skripsi. Persiapkan segalanya dengan baik. Lakukan dengan penuh kesungguhan dan harus ada kesediaan untuk menghadapi tantangan/hambatan seberat apapun.
Minta Doa Restu. Percayalah bahwa doa restu orang tua adalah tiada duanya.
Buat Tabel Waktu. Ini penting agar menyusun skripsi tepat waktu dan tepat sasaran. Buat planning yang jelas mengenai kapan Anda mencari referensi, kapan Anda harus mendapatkan judul, kapan Anda melakukan bimbingan/konsultasi, juga target waktu kapan skripsi harus sudah benar-benar selesai.
Berdayakan Internet. Internet memang membuat kita lebih produktif. Manfaatkan untuk mencari referensi secara cepat dan tepat untuk mendukung skripsi Anda.
Lebih Proaktif. Dosen pembimbing memang “bertugas” membimbing Anda. Akan tetapi, Anda tidak selalu bisa menggantungkan segalanya pada dosen pembimbing. Selalu bersikaplah proaktif. Mulai dari mencari topik, mengumpulkan bahan, “mengejar” untuk bimbingan, dan seterusnya.
Jadilah Flexible. Skripsi mempunyai tingkat “ketidakpastian” tinggi. Tidak jarang dosen Anda tiba-tiba membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Terkadang Anda merasa bahwa kesimpulan/penelitian Anda sudah benar, tetapi dosen Anda merasa sebaliknya. Jadi, tetaplah fleksibel dan tidak usah merasa sakit hati dengan hal-hal yang demikian itu.
Jujur. Sebaiknya jangan menggunakan jasa “pihak ketiga” yang akan membantu menyusun skripsi untuk Anda. Skripsi adalah buah tangan Anda sendiri. Kalau dalam perjalanannya Anda benar-benar tidak tahu atau menghadapi kesulitan besar, sampaikan saja kepada dosen pembimbing Anda. Kalau disampaikan dengan tulus, pastilah dengan senang hati ia akan membantu.
Siapkan Duit. Skripsi jelas menghabiskan dana yang cukup lumayan. Mulai dari akses internet, biaya cetak mencetak, ongkos kirim kuesioner, ongkos untuk membeli suvenir bagi responden penelitian, biaya transportasi menuju tempat responden, dan sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karena kehabisan dana. Ironis kan?