UGM Refleksi Setahun: Inovasi Membumi bagi Negeri
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., menyampaikan laporan mengenai capaian UGM selama satu tahun terakhir dalam Rapat Terbuka yang digelar Sabtu (19/12) di Grha Sabha Pramana. Acara ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan memperingati Dies Natalis UGM ke-66.
Dalam pidato laporannya Dwikorita menjelaskan paradigma inovasi membumi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara langsung menjadi agen penggerak kemajuan peradaban dan didedikasikan untuk kepentingan insani. “UGM bukanlah menara gading dimana civitas akademikanya hidup dalam lamunannya sendiri, tetapi UGM menjadi menara air yang memiliki kemanfaatan yang luas bagi negeri ini,” ujarnya.
Selama setahun terakhir, berbagai prestasi dalam skala nasional maupun internasional berhasil direngkuh, dan inovasi-inovasi pun terus bermunculan. Pada tahun ini saja UGM telah mendapatkan 6 paten baru, 4 diantaranya tentang deteksi dini bahaya longsor yang sudah mulai diterapkan oleh masyarakat dan industri di berbagai wilayah rawan longsor. Selain itu, fakultas serta pusat studi yang ada sudah menghasilkan berbagai riset dan karya inovatif dalam bidang sains dan teknologi, kesehatan, pangan, energi, lingkungan, pembelajaran, sosial budaya, dan clean governance. Melalui berbagai pencapaian ini, UGM pun semakin mendapat pengakuan di level internasional, yang terbukti dengan banyaknya program studi yang sudah mendapat akreditasi internasional dan berbagai kerja sama yang sudah dijalin dengan universitas asing.
Meski demikian, menurut Dwikorita, UGM tidak melupakan semangat kerakyatan yang dimiliki. Segala kemajuan yang dikerjakan pada akhirnya dikembalikan bagi kepentingan masyarakat. “Bentuk pengabdian UGM diwujudkan melalui berbagai kegiatan untuk membumikan hasil riset melalui proses hilirisasi, yaitu membangun sistem dan produk yang dibutuhkan masyarakat luas, dengan harga yang terjangkau dan dengan berbasis pada sumber daya lokal untuk menghilangkan ketergantungan pada produk impor,” tambahnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Sahid Susanto, MS. menyampaikan pidato Dies berjudul Universitas Gadjah Mada Mengabdi: Membangun Penguatan Sinergi dan Inovasi untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan. Pada kesempatan itu Sahid menyayangkan fenomena yang ia amati selama 10 tahun terakhir, yaituvhampir semua kebutuhan pangan utama masyarakat tersedia dari impor. Di samping kondisi yang mengkhawatirkan ini, Indonesia pun masih menjalankan dikotomi pembangunan pertanian. Karena itu, ia mendorong kerja sama triple helixantara pemerintah, pelaku pangan dan perguruan tinggi, termasuk UGM. “Menjadikan UGM berada di garda paling depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan adalah keharusan,” jelasnya. Dalam rapat terbuka ini juga diberikan anugerah penghargaan oleh rektor kepada Prof. Dr. dr Soenarrto Sastrowijoto, Sp. THT(K), (bidang kesehatan), Wiliam Wongso (bidang pangan), Siti Fauzanah (pendidikan) serta Tri Mumpuni (bidang energi) [www.ugm.ac.id]