Pelajaran Coding Diusulkan Masuk Kurikulum Sekolah
Dunia internet dengan penggunaan gadget sekarang ini begitu berkembang pesat. Dunia aplikasi yang tertanam pun telah menjadi keseharian para user, tak terkecuali kalangan pelajar. Salah satunya yang banyak penggunanya adalah aplikasi yang tertanam dalam gadget berbasis operating system (OS) Android. Dengan menyentuh layar, kita bisa searching aplikasi apa yang dibutuhkan kemudian mendownload dan menginstallnya. Namun sangat disayangkan jika bangsa kita hanya jadi pemakai aplikasi semata.
Ke depannya diharapkan para pelajar Indonesia terampil membuat aplikasi yang berguna bagi kebutuhan para pengguna smartphone. Aplikasi yang ada di ponsel pintar ala komputer tersebut tak dilepaskan dalam keterampilan dan kelihaian mengulik coding. Apa itu coding? Coding bisa merujuk pada teori pemrograman komputer, proses merancang, menulis, pengujian, debugging/troubleshooting, dan memelihara kode sumber dari program komputer, dan proses klasifikasi statistik informasi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengusulkan pelajaran coding dimasukan dalam kurikulum sekolah. Hal ini untuk mendorong anak-anak muda di Indonesia untuk belajar coding.
“Saya telah bertemu dengan Menteri Pendidikan, Anies Baswedan membahas masalah pelajaran coding masuk kurikulum sekolah,” kata Rudiantara usai melepas Tim Indonesia mengikuti APTIKA Award di Colombo Sri Lanka, di Kantor Kominfo, Jakarta, Kamis (12/11).
Menurut Rudiantara, Mendikbud mensetujui usulannya, namun sementara baru diterapkan di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang TIK, “Saya sudah bertemu dengan Pak Anies (Mendikbud, red), tadinya ingin di SMA, tapi setelah dipikir-pikir, sekarang untuk SMK dulu,” kata Rudiantara.
SMK, menurutnya, yang menjadi sekolah kejuruan tersebut dinilai lebih sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Rencananya, pelajaran coding tersebut akan dimasukkan ke dalam kurikulum mulai tahun 2016 mendatang. “Bicara detilnya nanti sama Pak Anies lagi, tapi intinya Pak Anies sudah setuju dengan rencana ini,” katanya.
Rudiantara melihat potensi besar dari generasi muda pencipta aplikasi di Indonesia. Ia menilai, jika saat ini sudah banyak anak-anak muda yang berprestasi dalam hal coding, sementara pelajaran coding saja belum terdapat di sekolah-sekolah.”Selama ini mereka kan otodidak, kalau otodidak aja seperti ini (banyak prestasi, red), gimana kalau masuk ke sekolah-sekolah,” katanya.
Kekreatifan dalam urusan aplikasi ini salah satunya pernah dibuat oleh Asep Rahmat (Teknik Sepeda Motor), Dena Ramadan (TSM), Agung Prasetyo (Teknik Kendaraan Ringan), Candra R (TKR), Asep Cahyana (TKR), Wanda Utama (TKR), dan Saeful (TKR). Mereka membuat aplikasi anti begal. Aplikasi buatan ekstrakulikuler robotik SMKN 8 Bandung tersebut dinamakan Pin01.
Aplikasi dengan komponen utama mikrokontrolel tersebut cara kerjanya dipasang pada ponsel berbasis Android. Kemudian dihubungkan kepada alat yang dipasang pada motor melalui Bluetooth. Setelah seluruh perangkat tersambung, maka pemilik kendaraan bisa menghidupkan atau mematikan kendaraan melalui aplikasi yang ada di ponsel masing-masing. Hebat bukan?
Karya anak muda Indonesia lainnya diciptakan pada Oktober 2015, Rumah Sinau, Gandeng Tangan, dan Jejakku terpilih menjadi tiga aplikasi terbaik dalam ajang Telkomsel The NextDev 2015. Ketiga aplikasi ini berhasil mendapat penilaian tertinggi dari total 20 finalis yang mengikuti kompetisi ini pada masa penjurian akhir dalam menghasilkan aplikasi Smart City.
RumahSinau merupakan platform belajar yang mempertemukan pemilik ruang kosong dengan orang yang membutuhkannya untuk kegiatan belajar mengajar atau les. Melalui aplikasi buatan Abdul Basir cs ini, para siswa maupun para tutor, bisa mengulang pelajaran dari sekolah, belajar bersama, mengerjakan tugas dan PR sekolah, atau latihan soal menjelang ujian.
Sementara GandengTangan adalah aplikasi yang dibuat sebagai wadah kolaborasi untuk mempertemukan pemilik usaha sosial dengan publik yang ingin membantu memberikan pinjaman. Dan aplikasi Jejakku. merupakan aplikasi trip organizer yang membantu memudahkan traveler mendapatkan informasi lokasi wisata, harga tiket dan transportasi yang dibutuhkan.
Sumber: kominfo.go.id & duniapendidikan.net